Bermula dari kegalauan seorang teman yang bosan dengan rutinitasnya,
Ingin melakukan survey jalur ke puncak mangu dari bedugul untuk kegiatan
organisasi kami nanti. Rencana peserta survey 4 orang, karena kendala motor, akhirnya
kami berangkat ber-2. Tapi itu tidak menghilangkan semangat untuk melakukan
perjalanan.
Baca Selengkapnya
Peta Puncak Mangu
Hari Selasa tanggal 7 Februari 2012.
Pagi jam 8 kurang, saya bangun dari tidur dan itupun dengan tidur
setengah matang...(bangun tapi masih ngantuk) maklum kemarin harinya habis
bergadang. saya langsung berkemas-kemas dengan tergesa-gesa dan mulai berangkat
dari denpasar menuju Bedugul.
jam 9 pagi kami baru tiba di daerah kapal,namun cacing-cacing di perut
mengirim sinyal SOS pertanda stok makanan di perut sudah menipis, dan kita
memutuskan untuk mencari warung makan babi guling di pinggir jalan. Namun saat
itu seorang teman melarang kita makan babi guling kalau mau mendaki. Tapi melihat
pemandangan makanan didepan mata membuat kami tidak peduli dengan apapun, kami
makan dengan lahap. Dan, setelah kenyang kamipun Melanjutkan Perjalanan
jam 10 pagi Kami akhirnya tiba di Bedugul. Dengan pemandangan danau
beratan yang menawan, kami rehat sejenak sambil foto-foto. namun ada sesuatu
yang terlupakan yaitu lupa membawa canang untuk sembahyang di Puncak. Kami
bertanya kepada pedagang makanan di pinggir danau, dan syukurlah bu dagang
punya sedikit canang dan memberikanya kepada kami. Dan dari sini kita mulai
start untuk jalan kaki.
Gambar Panorama bedugul
baru saja memasuki hutan, kita sudah melihat jalur yang hampir tertutup karena tumbuhan semak belukar dan banyak pohon yang tumbang mungkin akibat angin kencang yang melanda bali akhir-akhir ini. saya dan teman saya eka lupa untuk membawa pisau. Terpaksa kami terobos semak belukar tersebut. Tidak peduli jelantang, semak berduri. Kami tetap harus naik. Sesekali kita naik pohon yang tumbang, merayap dan mencari jalur memutar untuk melewati jalur yang tertutup Batang pohon yang tumbang. Belum sampai pertengahan, tiba-tiba entah kenapa mata mengantuk setelah perut terasa kenyang, dan timbul perasaan malas untuk melanjutkan perjalanan. Mungkin ini pengaruh dari babi guling yang saya makan tadi. Teman saya Eka pun mengaku mengalami hal yang sama."Wah... ternyata begini efek dari makan babi guling sebelum mendaki" katanya. Dengan tenaga yang kami punya kami berusaha untuk sampai Pura
Gambaran Medan
Jam 2 sore akhirnya sampai di puncak mangu. Kami langsung bersiap-siap
untuk melakukan persembahyangan. Ternyata di puncak banyak sekali sampah
berserakan disekitar areal pura. Ini ulah para pemedek yang sehabis makan
sampahnya dibiarkan saja di sana. Kami pun memutuskan untuk bersih-bersih
sedikit di areal pura.
Sampai di Puncak Mangu
Jam 3 sore kami turun dari puncak mangu. Dengan medan yang lumayan asyik dan ditambah pohon-pohon yang tumbang kami harus serba berhati-hati agar tidak terperosok. Tapi tetap tidak bisa. Kalau turun itu mesti lari-lari. Akibatnya ya, sendal saya putus talinya. “Sial!” bagitu geram saya. Akhirnya saya Nyeker hingga sampai di bawah.
Diperjalanan pasukan pacet ber gerilya melakukan oprasi “silent attack” untuk berburu darah segar. Tanpa disadari, Kaki dan tangan saya berkucuran darah. “sungguh serangan yang tidak disadari!” beberapa yang masih nempel di kaki saya biarkan hitung-hitung ber-amal untuk binatang.
Beberapa kali kami terpeleset akibat tanah yang licin, tangan perih mungkin terkena sejenis jelantang. Dan kaki-kaki dan tangan yang tergores semak berduri, kami hadapi dengan senang hati.
Serangan Pacet
Jam 5 sore saya sampai di bedugul. Saya dan eka langsung mencari sungai untuk membersihkan darah yang berkucuran di kaki. Namun tetap saja setelah dicuci, darahnya mengucur lagi. Ya... kami biarkan saja. Saya langsung menuju warung di samping tempat parkir lalu makan bakso untuk menghilangkan rasa lapar. Sambil cerita-cerita dengan eka tentang perjalanan tadi.
Sampai Finish
Jam setengah 6 kami memutuskan untuk balik ke denpasar. Sebelum sampai rumah, kami sempat singgah beberapa kali di rumah teman.
Akhirnya jam 8 malam sampai di Kos ku yang Ancur. Sungguh perjalanan yang mengasyikkan.
Terima kasih Tuhan engkau telah menciptakan Alam yang Indah ini.
i like your blogs and got inspired - thanks
BalasHapusthere are more mountains in bali to climb :)
take a look at: www.mountains-of-bali.info
chris